satu-dua gagak bercokol pada tiang-tiang penyangga
mencengkeram baja seperti mangsa, mengantarkan kesakitan
yang ditawarkan ayat-ayat para kyai ke dadaku
; mengintai desah tawa, memupuk kelelahanku
di rumah barumu
aku seperti hantu tanpa mata dengan rongga menganga
menjulurkan belatung — bayi kebencian terlahir dari neraka legam
di mana jantungku berada
di rumah barumu
aku mengamini doa-doaku sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar